Kamis, 26 Maret 2015

Pengembangan Mutu Makanan tentang HACCP

RENCANA PENERAPAN HACCP
PADA AYAM GORENG KENTUCKY DI INSTALASI GIZI


RUMAH SAKIT 


Tim HACCP  (tim keamanan pangan)
            Langkah awal tim HACCP adalah pembentukan tim. Tim HACCP haruslah memberi jaminan dari setiap anggotanya memiliki keahlian spesifik dan memiliki pengetahuan yang baik untuk mengembangkan system HACCP. Anggota tim haruslah memilki disiplin yang tinggi dan dapat bekerjasama dengan baik, karena setiap keputusan tim HACCP adalah keputusan manajeman.
            Keahlian anggota yang dibutuhkan dalam penentuan tim HACCP antara lain, ahli bidang Quality Assurance, ahli dalam bidang proses produksi, ahli dalam bidang teknik dan maintance, ahli dalam bidang microbiologi dan keahlian lainnya sesuai dengan kebutuhan. Tim HACCP juga dapat terdiri beberapa level divisi seperti General Manajer, QA Manajer, Production Manajer dan lainnya.
            Tim yang sudah dibentuk harus sudah memahami tentang teori keamanan pangan, memahami prinsip HACCP, mengetahui peran dan kegunaan HACCP dalam rantai makanan dan lainnya. Maka dari itu diperlukan pelatihan bagi tim HACCP tentang penerapan HACCP dan inspeksi HACCP secar cukup.
  Tim HACCP sebaiknya hanya terdiri dari lima anggota saja
· Ketua Tim                                         :Memahami tentang konsep dan teori HACCP
·   Personil dari divisi QA                      :Mengerti dan memahami resiko dan potensi bahaya yang mungkin terjadi.
·   Personil dari divisi Produksi              :Mengerti segala seluk beluk proses produksi.
·   Personil dari divisi Enginering          :Mengerti tentang desain dan operasi teknis dan higienis.
·   Personil dari divisi Laboratorium      :Mengerti tentang microbiologi dan potensi yang di timbulkan.




Tugas dari tim HACCP adalah membuat lingkup utama dari HACCP lingkup tersebut antara lain;
1.      Menetapkan konteks antara masalah keamanan pangan saja atau juga dengan penerepan karakteristik mutu produknya juga.
2.      Mengidentifikasi potensi bahaya yang mungkin timbul.
3.      Menetapkan tingkat potensi resiko yang ditimbulkan.
4.      Mengidentifikasi titik kritis (CCP) lalu menetapkan cara pengendaliannya.
5.      Menetapkan batas kritis dan bagaimana cara memonitoringnya.
6.      Melakukan verifikasi dari hasil pengujian batas kritis dan CCP.
7.      Merekomendasikan tindakan tepat yang harus dilakukan.
8.      Melakukan investigasi dan penelitian lebih lanjut tentang hal yang berhubungan dengan HACCP.














Pengertian HACCP dan CCP / TKK
a)  Pengertian HACCP
                  Menurut WHO, HACCP (Hazard Critical Control Point) didefinisikan sebagai suatu pendekatan ilmiah, rasional, dan sistematik untuk mengidentifikasi, menilai, dan pengendalian bahaya.
                  HACCP (Hazard Critical Control Point) adalah suatu system jaminan mutu yang mendasarkan kepada kesadaran atau penghayatan bahwa hazard/bahaya dapat timbul pada berbagai titik atau tahap produksi tertentu tetapi dapat dilakukan pengendalian untuk mengontrol bahaya-bahaya tersebut atau dinamakan letak bahaya dari makanan atau minuman yang dihasilkan oleh suatu industry, serta dilakukan evaluasi apakah seluruh proses yang dilakukan adalah proses yang aman, dan bagaimana cara kita mengendalikan ancaman bahaya yang mungkin timbul. Kunci utama HACCP adalah antisipasi bahaya dan identifikasi titik pengawasan yang mengutamakan kepada tindakan pencegahaan dari identifikasi titik pengawasan yang mengutamakan kepada tindakan pencegahan daripada mengandalkan kepada penguji produk akhir.
                  System HACCP bukan merupakan system jaminan keamanan pangan yang zero-risk atau tanpa resiko,tetapi dirancang untuk meminimumkan resiko bahaya keamanan pangan. HACCP dapat diterapkan dalam rantai produksi pangan mulai dari produsen utama bahan baku pangan (pertanian), penanganan, pengolahan, distribusi, pemasaran hingga sampai kepada pengguna akhir. Karena HACCP dikenal sebagai system keamanan pangan yang efektif, maka dengan menerapakan HACCP secara konsekuen maka perusahaan jaminan pangan akan dapat memberikan keamanan yang telah dilakukan, dan akan memberikan kesan yang baik bahwa industry pangan yang bersangkutan memenuhi komitmen yang kuat dan professional dalam menjamin keamanan pangan. Bahkan suatu industry pangan penerapan HACCP dapat didemostrasikan bahwa system keamanan pangannya telah memenuhi persyaratan regulasi pemerintah dalam memenuhi persyaratan regulasi pemerintah dalam menjamin masyarakat terhadap kemungkinan bahaya keamanan pangan.

b) Pengertian CCP/TKK
            Critical Control Point (CCP atau titik pengendalian kritis), adalah langkah diman pengendalian dapat diterapkan dan diperlukan untuk mencegah atau menghilangkan bahaya atau menguranginya sampai titik aman.(Bryan,1995).
            Titik pengendalian kritis (CCP) dapat berupa bahan mentah, lokasi, praktek, prosedur atau pengolahan dimana pengendalian dapat diterapkan untuk mencegah atau mengurangi bahaya. Ada dua titik pengendalian kritis :
a.    Titik pengendalian kritis 1 (CCP-1) adalah sebagai titik dimana bahaya dapat dihilangkan.
b.   Titik pengendalian kritis 2 (CCP-2) adalah sebagai titik dimana bahaya dikurangi.
            Critical Control Point (CCP atau titik pengendalian kritis) ditetapkan pada setiap proses mulai dari awal produksi suatu makanan hingga sampai ke konsumsi. Pada setiap tahap ditetapkan jumlah CCP utnuk bahaya mikrobiologis, kimia, maupun fisik. CCP pada produk diperlukan untuk mengontrol beberapa parameter seperti : pH, aktivitas air (adanya bahan tambahan makanan).
            Salah satu hidangan lauk hewani yang di sediakan oleh bagian Instalasi Gizi RS Harjulukito Yogyakarta sebagai menu biasa bagi pasien adalah ayam goreng Kentucky (diberikan untuk menu makan siang kelas I dan II). Pada lauk hewani ini perlu dilakukan tindakan HACCP mengingat bahan bakunya berupa daging ayam yang rentan terhadap bahaya biolois, kimia dan fisik. Selain bahaya yang berasal dari bahan baku, bahaya juga dapat timbul pada saat penerimaan maupun persiapan bahan baku. Bahaya tersebut timbul bila kualitas bahan tidak sesuai standar, ada kontaminasi dengan bahan makanan yang lain dn kebersihan alat pada waktu digunakan.
            Titik, prosedur atau tahap operasional yang dapat dikendalikan untuk menghilangkan atau mengurangi kemungkinan terjadinya bahaya pada ayam goreng Kentucky.


Target / tujuan HACCP
-      Tujuan umum
                              Meningkatkan kesehatan pasien hingga sembuh dengan cara mencegah atau mengurangi kasus keracunan dan penyakit melalui makanan (“Food born disease”) dengan perantara ayam goreng kentucky.
-          Tujuan khusus
   Mengevaluasi cara produksi makanan ayam goreng Kentucky
à bahaya biologis/mikrobiologis, kimia dan fisik.
   Memperbaiki cara produksi makanan ayam goreng Kentucky  à critical process
   Memantau & mengevaluasi penanganan, pengolahan, sanitasi pada Rumah Sakit Harjolukito
   Meningkatkan inspeksi mandiri


Deskripsi/Gambaran produk
           Ayam goreng Kentucky merupakan lauk yang terbuat dari bahan dasar daging ayam (hewani). Yang bisa dikonsumsi orang sakit baik yang anak-anak maupun dewasa. Produk makanan ini berbahan dasar daging ayam dengan bumbu sederhana yaitu bawang merah, bawang putih, dan merica, penggunaan tepung beras dan terigu dalam proses pemasakannya membuat produk makanan ini sekilas tampak seperti ayam goreng Kentucky krispy. Tahapan proses pemasakan yaitu perebusan daging ayam dengan bumbu-bumbu,  pelapisan daging ayam dengan tepung beras dan terigu dan penggorengan sehingga menghasilkan kelezatan yang memiliki cita rasa lezat dan penampilannya yang menarik. Sehingga pasien tidak bosan untuk mengonsumsi makanan rumah sakit.
Nama Masakan
Ayam Goreng Kentucky
Bahan
Ayam, tepung beras dan tepung terigu, minyak goreng, bawang putih dan bawang merah, merica dan air
Konsumen
Pasien (untuk pasien biasa atau tidak untuk pasien dengan penyakit tertentu) Rumah Sakit untuk kelas I dan II
Cara Penyimpanan
Ditempatkan dalam wadah tertutup dan kedap udara dan terpisah dari bahan mentah
Cara Distribusi
Cara distribusi ayam goreng Kentucky yaitu menggunakan system sentralisasi. Ayam goreng Kentucky yang telah diporsikan ke dalam plato atau ompreng selanjutnya di distribusikan kepada pasien
Cara Mengkonsumsi
Dengan menggunakan tangan atau garpu dan sendok




Bahan-bahan yang diperlukan
Bahan -bahan yang dibutukan untuk membuat ayam goreng Kentucky yaitu:
·         Bahan utama
-          Daging ayam
·         Bahan lain
-          Tepung terigu
-          Tepung beras
-          Bawang putih
-          Bawang merah
-          Merica
-          Minyak goreng
-          Air
·         Bahan tambahan pangan
-          Tidak ada penambahan bahan tambahan pangan



Identifikasi bahaya dan resiko bahaya (form 1 & 2)
HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP)
FORMULIR 1. IDENTIFIKASI BAHAYA DAN CARA PENCEGAHANNYA
NO
BAHAN MENTAH / INGRIDIEN / BAHAN TAMBAHAN
BAHAYA
(B (M)/K/F
JENIS
BAHAYA
CARA
PENCEGAHAN
1.
Ayam Boiler(DADA/SAYAP)

B/M








-    Salmonella
E.coli,dan Clostridium perfringens.





- Meminimalkan kemungkinan pencemaran salah satunya dengan cara memisahkan bahan mentah dengan kontaminasi pada saat pemotongan unggas,mencuci daging hingga bersih serta memasak daging unggas dengan suhu yang tepat yaitu 74oC
K
- Formalin
- Pemanasan pada suhu >100oC
F
-    Bau busuk dan hancur bila disentuh
- Pilih sesuai dengan spesifikasi, secepat mungkin penanganan atau dipanaskan pada suhu(air mendidih)
2
Minyak goreng
K






-    Hasil dari reaksi oksisdasi, hidrolisis, ransiditas


- Minyak disimpan di tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung, disimpan pada tempat suhu ruang serta tidak di simpan pada tempat yang berbahan korosif
F
-    Debu 
-  Disimpan pada kemasan ya g tertutup rapat.
3
Bawang putih dan bawang merah
B/M


-    Ulat


- Hilangkan bagian yang rusak dan simpan pada tempat yang kering.
K
-    Pestisida
-Dicuci dengan air mengalir.
F
-    Busuk  dan berwarna hitam
- Menghilang bau yang busuk dan mencuci warna yang hitam pada air mengalir.
4
Merica
B/M
-    Kapang
- Disangrai
F
-    Batu
- Bersihkan dan hilang batu kerikil
5
Tepung beras dan tepung terigu
B/M



- Kutu/sithopillus,tribolium, jamur dan bau apek


-    Simpan pada tempat yang kering dan tertutup rapat serta penjemuran dibawah sinar matahari.
F
-Penggumpalan, batu kecil
-Simpan pada tempat yang tidak lembab dan pengayakan.
6
Air
B/M
- E.coli, coliform
-    Perebusan >100oC
K
- Kaporit
-    Perebusan
Keterangan B (M) = Biologis (Mikrobiologis) ; K = Kimia ; F = Fisik







FORMULIR 2. ANALISA RESIKO BAHAYA

NAMA MAKANAN : AYAM GORENG KENTUCKY
NO
BAHAN / INGRIDIENT
KELOMPOK BAHAYA
KATAGORI RESIKO
A
B
C
D
E
F

Makanan ayam goreng kentucky
-
-
VI

Bahan mentah :
-
-
-
-
-
-
-
1.
Ayam Boiler
-
-
VI
2.
Minyak goreng
-
-
VI
3.
Bawang merah
-
-
VI
4
Bawang putih
-
-
VI
5
Merica
-
-
-
VI
6
Tepung beras
-
-
VI
7
Tepung terigu
-
-
VI
8
Air
-
-
-
VI
A = Produk untuk konsumen beresiko tinggi    
B = Mengandung bahan yang sensitif terhadap bahaya biologis/kimia/fisik    
C = Tidak ada tahap untuk mencegah/menghilangkan bahaya                         
D = Kemungkinan mengalami kontaminasi kembali setelah pengolahan
E = Kemungkinan penanganan yang salah selama penyajian, distribusi, penjualan, dan konsumsi
F = Tidak ada cara mencegah/menghilangkan bahaya oleh konsumen

Kesimpulan : Jadi dapat disimpulkan bahwa pengolahan ayam goreng kentucky ini termasuk dalam kategori resiko VI yaitu kategori resiko yang paling tinggi mengandung bahanya A baik dengan/ tanpa bahaya B dan F
Diagram alir proses produksi / pengolahan


Penetapan Titik Kendali Kritis (TKK /  CCP)



Operasionalisasi matrik rencana HACCP  (form 3)

FORMULIR 3. PENERAPAN HACCP

NAMA  MAKANAN                                    : AYAM GORENG KENTUCKY
TIM HACCP                                      :
BAGAN PROSES PRODUKSI        : -
CCP (BAHAN/TAHAP PROSES)
BAHAYA
CARA PENGENDALIAN
PARAMETER CCP
BATAS KRITIS
NILAI TARGET
PEMANTAUAN
TINDAKAN KOREKSI
Daging ayam

K
Memastikan pada tahap pemilihan bahan mentah diperhatikan sehingga sesuai dengan spesifikasi.
Formalin
Bebas formalin
Bebas formalin
Mensortir daging ayam sebelum masuk kedapur rumah sakit dan uji kimia secara berkala
Melakukan pemantauan pada rumah potong dan melakukan penyuluhan tentang bahaya formalin pada daging.
Air
K
Menggunakan bahan kaporit sesuai dengan ambang batas
Kaporit
Bebas kaporit
Bebas kaporit
Melakukan uji kimia dan minimal nilai ambang batas 3.72 gram
Melakukan pemantauan pada PDAM dan menentukan spesifikasi untuk menetapkan batas penggunaan kaporit
Tepung terigu dan tepung beras
B/M
Menentukan spesifikasi bahan tepung yang akan digunakan dan menyimpan pada tempat yang kering dan tidak ditempat yang lembab serta melakukan penjemuran
Kutu/sithopillus,tribolium, jamur
Bebas Kutu/sithopillus,tribolium, jamur
Bebas Kutu/sithopillus,tribolium, jamur
Melakukan pemilihan bahan secara baik dan benar dan melihat tempat bahan baku yang akan ditempatkan/ terhindar dari tempat yang lembab serta disimpan pada tempat yang kering
Melakukan spesifikasi ulang dan penataan tempat bahan baku serta system sirkulasi pencahayaan
Tahap pendistri- busian

Biologi dan fisik
Memastikan dalam proses pendistribusian sampai kepada pasien bebas dari bahaya biologis dan fisik
 E.coli dan salmonella sp. dan kebersihan alat penyajian
Bebas E.coli dan salmonella sp. serta alat penyajian harus bersih
Bebas E.coli dan salmonella sp. serta alat penyajian harus bersih
Kebersihan alat peyajian makanan dan peng-amatan
Alat penyajian harus bersih



Tidak ada komentar:

Posting Komentar